Seharian di Bandung cuma Rp 300rb??

Berkunjung ke Bandung selalu menjadi ide yang tepat untuk menjauhkan diri dari rusuhnya ibu kota. Pulang hari pun orang sanggup selayaknya kita mengunjungi mall di Jakarta. Setelah kemarin jalan satu hari, expense yang dikeluarkan bahkan bisa dibilang sama kaya jalan-jalan di mall Jakarta. 

Kerandoman ajakan teman saya Anindya yang sebelumnya juga udah nemenin jalan-jalan di Hong Kong tahun lalu dan juga Obriga yang juga teman sekampus saya membawa saya untuk kembali lagi ke Kota Kembang untuk kulineran bersama. 

Siapa sih yang bosen sama Bandung? kayanya gak ada kan?

Tepat pukul 6 pagi, mobil kami masuk ke tol TB Simatupang dan terus melaju lancar sampai Bandung tepat pada pukul 8.30 pagi. Suatu hal yang sangat menggembirakan karena hari itu adalah hari Sabtu, long weekend karena Jumatnya libur Imlek dan asumsi kita semua akan kemacetan parah di Cipularang ternyata terbantahkan sudah.

Dalam perjalanan ini, kami memang berniat untuk sekadar kulineran saja. Sesampainya disana kami langsung menggiring diri untuk sarapan di Roti Gempol.

Bagi sebagian kalian yang baca, mungkin tempat ini udah gak asing tapi masih asing bagi saya karena ini adalah kali pertama saya nyobain roti bakar home made yang katanya enak dan rame banget itu. dan ternyata beneran...serame itu antriannya. Tempatnyanya pun sangat mini bahkan saat kami sampai sana kami agak rebutan kursi plastik untuk duduk dipinggir jalan sambil menunggu pesanan kami jadi. Mungkin karena harganya yang sangat terjangkau dan timing sarapan juga membuat orang-orang memilh Roti Gempol menjadi sarapan mereka.





Menu Roti Gempol

cuma plis deh...sekalinya saya kesana, 1,5 jam aja dong nunggunya.....untungnya ketika menyantap suapan pertama, wow legit juga ya rotinya! beda sama roti bakar yang di jual di Jakarta yang olahan rotinya saya rasa bukan signature mereka sendiri. Bahkan disela antrian roti bakar, ada juga orang yang datang hanya untuk membeli beberapa bungkus roti tawar mentah yang diproduksi Roti Gempol untuk dibawa pulang dan dimasak dirumah.

Setelah kenyang makan Roti Gempol dan hari menunjukkan pukul 11 lewat, saya dan Anindya langsung ngide untuk ngadem di Alun-Alun Kota Bandung karena tempat ini kebetulan masih satu area dengan Masjid Raya Kota Bandung. Sementara kami solat zuhur, Obri menunggu kita berdua solat sampe ketiduran sangking ademnya marmer Masjid Raya padahal gak pakai AC dan diluar lagi terik-teriknya.

Next, sajian yang wajib kita santronin di Bandung: Dapur Dahapati.
Restoran yang menyajikan Buntut Goreng sebagai menu andalannya ini sebenarnya terdapat di 2 lokasi di Bandung (Cihampelas dan Jl. Anggrek). Kebetulan saya udah nyobain dua-duanya daaan karena saya menjunjung tinggi kuantitas, saya saranin kalian makannya di Jl. Anggrek aja karena potongan buntutnya jauh lebih gede daripada di cabang satunya :)) tapi, rasanya gak ada bedanya kok jadi tergantung sama jauh dekat lokasi kalian saat mau kesana juga ya, your choice. Ohya, saya prefer pilih Buntut Goreng dibanding Sop Buntut (harganya sama-sama Rp 75rb) karena bumbu gorengnya enak banget. Kalau biasanya daging-daging yang digoreng atau dibakar bumbunya pakai kecap atau BBQ, kalau Dapur Dahapati ini nampaknya pakai mentega dan bawang bombay yang cukup banyak jadi rasa manisnya adalah hasil caramelized bawang dan gurihnya mentega. Nice!

Buat kalian yang gak laper-laper banget atau emang kapasitas perutnya gak besar seperti saya, lebih baik 1 porsi untuk dimakan berdua. Terbukti saat makan bersama, saya sukses ngebersihin sisa piring Anindya dan Obri.



bisa lihat sendiri kan perbandingan ukuran nasi dan buntut goreng dengan ukuran piring yang sama?

Karena perut udah begah dan matahari perlahan mulai menundukkan diri, enaknya sih minum yang seger-seger sambil nikmatin sore yang saat itu rasanya masih kayak jam 12 siang (sumpah, balik dari Bandung saya gosong sangking panasnya disana!). Sayapun mengajak Anindya dan Obri untuk bersantai di Morning Glory yang terletak di Rooftop Mitra Hotel dan jaraknya cuma sekitar 600 meter dari Dapur Dahapati Jl. Anggrek.

Saya mungkin gak akan banyak cerita soal makanan disini, karena jujur belom pernah cobain makan besarnya. Kali pertama saya bersama keluarga kesini, yang saya dan keluarga pesan pun gak jauh-jauh dari cappucino yang lumayan enak, colenak dan minuman kopi lainnya. Sisanya adalah momen menikmati kebersamaan di cafe yang sangat nyaman dengan pemandangan kota Bandung, sirkulasi udara yang baik dan yang pasti spot foto di lorong kaca dan area rumput sintetis yang menarik perhatian semua pengunjung disana! di kali kedua bersama Anindya dan Obri, kami memesan Fruity Punch, Detoxification dan Eye Opener yang notabene semuanya adalah fresh juice (Rp 35rb, not include tax). Literally fresh juice yang dipress sari buahnya dengan campuran air yang menurut saya gak kebanyakan serta potongan es sebagai penyegar tidak diblended dengan juicenya membuat ketigasnya terasa segar dan light.


Kiri ke Kanan: Fruity Punch, Detoxification, Eye Opener

Ini colenak 

Colenak ft. Hot Cappucino

Langkah terakhir kami berakhir di are Dago Atas tepatnya di Armor Kopi Tahura. Tempatnya sih oke banget dan sangat luas, bahkan menurut saya bisa buat acara nikahan outdoor. Kecewanya...memesan 2 porsi Arabica Cold Brew dan Pisang Goreng Keju sampe 1,5 jam sih kelewatan ya...apalagi jumlah karyawannya menurut saya sangat banyak ditempat sebesar itu. Setelah udah keburu gondok nunggu kelamaan, sayapun langsung samperin area pembuatan kopinya dan ternyata stok minuman yang saya dan Obri pesan habis ditengah jalan sehingga mereka harus ramu ulang dan menunggu didinginkan di kulkas. Ditambah lagi, sebelum saya caritau permasalahan ini salah satu waiter sempet bilang ke kami "minumannya udah jadi, lagi dianter kok!" hanyalah kalimat penghibur sementara. Hopefully pihak cafe bisa lebih baik dalam mengestimasi stok kopi dan agar para waiter bisa jauh lebih santun dan cekatan dalam penanganan order yang sudah menunggu lama. Cuma bisa upload 2 foto aja karena terlanjur gak mood untuk cari angle bagus untuk direview lebih lanjut. Hati masih bisa terhibur karena kopinya enak, tingkat keasaman dan pahitnya pas dan juga minim ampas. You guys can give your opinion and experience if you ever been there at this comment post below.


abaikan jidat saya yang berkilau

Arabica Cold Brew yang ditunggu selama 1,5 jam hamdallah beneran enak


Perut kenyang, hati senang, saatnya kembali pulang! ntah kenapa setiap jalan-jalan in group begini, saya selalu aja jadi bendahara alias tukang ngitungin jumlah patungan masing-masing orang. Kurang lebih pengeluaran kita sebagai berikut:

1. Tol JORR & Cipularang: Rp 130.000
2. Bensin: Rp 200.000
3. Roti Gempol: Rp 77.000
4. Dapur Dahapati: Rp 300.000
5. Morning Glory: Rp 121.500
6. Armor Kopi: Rp 70.000

TOTAL: Rp 898.500
expense/person: Rp 299.500

Kesimpulannya, jalan pulang hari ke Bandung nampaknya ideal kalau minimal bertiga, kalau bisa sampai ber 5 jelas beban bensin dan tol akan lebih ringan, apalagi kalau makannya di pinggir jalan :))

Kalau kalian, ada rekomendasi kuliner pinggir jalan atau tempat asik lainnya yang harus dikunjungi di Bandung? Let me know ya!

Komentar

Postingan Populer